Sabtu, 23 April 2011

ASYIK

A.KOLASE
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah Komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas.2001,580).

Dari definisi tersebut dapat diuraikan pengertian kolase, yaitu merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang ebrmacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa bahan apapun yang dapat dirangkum (dikolaborasikan) sehingga menjadi karya senu rupa dua dimensi, dapat digolongkan / dijadikan bahan kolase.

B. MOZAIK

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat (Depdiknas 2001,756).

Dari definisi mozaik tersebut dapat diuraikan pengertiannya, yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara di lem. Kepingan benda-benda itu, antara lain; kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun, potongan kayu. Tetapi untuk sebuah tema gambar menggunakan satu jenis material, misalnya kalau menggunakan kaca maka dalam satu tema gambar tersebut menggunakan pecahan kaca semua, hanya berbeda-beda warnanya baik warna alam maupun warna buatan.

C. MONTASE

Bila Anda mengamati secara sepintas mengenai Montase, Kolase dan Mozaik seolah-olah masih dalam satu teknik dasar yang sama dan kadang-kadang sulit dibedakan terutama antara kolase dengan montase. Karena kedua-duanya mengambil material dari benda-benda sebagai unsur karya. Tetapi sebenarnya kalau kita cermati unsur-unsurnya walaupun dari material yang sama berbentuk benda tetapi sebenarnya beda.

Pengertian Montase, menurut kamus besar Bahasa Indonesia, adalah: Komposisi gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur dari beberapa sumber (Depdiknas 2001, 754).

Pada perkembangannya montase yang semula terbatas pada karya dua dimensi sekarang telah merambah kepada karya tiga dimensi. Karya montase ini juga kurang dikenal oleh kalangan umum, karena bentuk karyanya masih mempunyai kemiripan dengan seni lukis, seni kriya, seni patung. Sehingga jenis karya ini dianggap sebagai salah satu dari jenis karya tersebut.

Dari uraian tersebut tentu Anda dapat mengurai bahan apa saja yang dapat dipakai sebagai karya kolase, diantaranya: obat nyamuk bakar, baut, paku, batu batry bekas, ball point bekas, bola lampu yang sudah mati, garpu, sendok makan, tutup gelas, kancing baju, kelereng, komponen elektronik yang telah rusak ditambah kayu papan, lem, dan cat. Contoh ini hanya sebagian dari material kolase yang disebutkan, akan banyak lagi yang belum dapat disebutkan disini. Sehingga dapat kita katakan bahwa material untuk kolase adalah benda apapun yang dapat dipadukan sehingga menjadi sebuah karya seni rupa kolase. Baik dengan cara ditempel pada papan dengan di lem, dipaku, diikat atau dengan cara apapun. Tetapi dapat juga dengan cara tidak ditempel pada papan melainkan dengan cara disusun menjadi bentuk tiga dimensi.

intisari

Sebuah intisari

Fotografi merupakan adaptasi modern dari seni rupa yang menyajikan bentuk visual dalam setiap karyanya. Bukan hanya menjadi dokumentasi atau alat perekam saja, media ini pun telah berkembang menjadi sebuah alat ekspresi diri dari senimannya. Saat para seniman menciptakan karya dengan tema-tema yang tidak memacu pada realitas, terkadang membutuhkan lebih dari satu gambar. Dalam tema ini kombinasi-kombinasi gambar yang disatukan menjadi sebuah karya ditampilkan ke dalam bentuk lain seperti mimpi atau yang tak pernah ada di dunia nyata.
Sebagai bagian dari seni rupa, fotografi dapat menghasilkan karya-karya berbasis penyatuan gambar, baik melalui proses di dalam kamar gelap/terang, proses pembentukan kreatif, maupun dari sesi pemotretannya sendiri. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik kolase.
Kolase berasal dari bahasa Perancis “coller” yang berarti tempel, adalah teknik menempel suatu unsur seperti kertas koran, pita, gambar, maupun hasil karya seni lainnya kedalam suatu bidang sehingga tercipta satu kesatuan karya. Istilah lain yang digunakan untuk merujuk pada karya seni tempel ini adalah montase.
“Dalam fotografi hasil dari kolase atau kolase yang menjadi objek fotografi disebut dengan montase foto”. Montase dengan bahasa Jerman berarti fitting (mencocokkan) atau assembly line (mempersatukan garis), dan monteur berarti mekanik atau insinyur. Montase adalah pencahayaan dengan enlarger (alat pembesar) terhadap beberapa negatif film untuk menghasilkan efek penambahan gambar. Kertas foto tidak perlu dipotong-potong untuk tujuan efek penambahan elemen gambar tersebut.
Selain seni rupa kolase juga diaplikasikan ke dalam bidang seni lainnya, seperti musik, sastra hingga teater.
Dalam dunia seni rupa modern, teknik kolase digunakan untuk pertama kalinya oleh Pablo Picasso dan Georges Braque, dalam karya mereka yang bergaya kubisme.
Kubisme terbagi kedalam dua bentuk yaitu Analitik dan Sintetik. Kubisme Analitik adalah suatu gaya yang menganalisa bentuk alamiah dari objek, yang kemudian mengembalikan pada bentuk-bentuk geometri dasarnya ke dalam media dua dimensi. Gaya tersebut berfokus pada bentuk-bentuk dasar seperti silinder, kubus dan kerucut. Teknik kubisme ini menampilkan penyimpangan-penyimpangan pada objek di mana sebuah atau beberapa objek dapat terlihat dari sudut sisi lainnya. Tujuan dari penyimpangan-penyimpangan bentuk ini adalah untuk melihat suatu objek tidak hanya dari apa yang dilihat, namun juga pada intisari dan apapun yang tersembunyi dari objek tersebut. Kubisme Analitik dikembangkan antara tahun 1908-1912.
Kubisme Sintetik merupakan cabang kedua dari bentuk gerakan kubisme yang dikembangkan antara tahun 1912 hingga 1919 oleh Picasso, Braque, dan Juan Griz. Pada gaya ini penekanan objek lebih ditekankan pada penyatuan beberapa objek ke dalam satu kesatuan yang membentuk suatu bentuk baru. Teknik kolase pertama kali terlihat pada era ini, saat Picasso dan Braque menyatukan unsur-unsur umum seperti kertas minyak dan teks koran ke dalam karya-karyanya.
Pemakaian media-media asing di luar dari materi konvensional lukisan ini menimbulkan banyak kritik dan kontoversi di mata orang pada masa-masa awal penerapannya. Hal ini juga yang mempengaruhi seniman-seniman Dada yang memakai teknik kolase dan montase sebagai ekspresi dari anti kemapanan seni.
Dada merupakan suatu gerakan yang berawal dari zona netral di Zurich, Swiss pada masa perang dunia pertama. Dari sebuah kedai kecil di Spieglestrasse yang kemudian dikenal menjadi the Cabaret Voltaire. Diawali oleh penyair Jerman Hugo Ball dan temannya seorang penyanyi Emmy Hennings. Dilihat dari tindakan-tindakannya Dada bukanlah seni, Dada adalah anti seni, yang berarti bahwa gerakan dada merupakan protes dalam melawan tatanan akademis dan penghargaan-penghargaan dalam budaya seni. Bagi segala nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh seni, dada merepresentasikan sebagai kebalikannya.
Arti dari kata Dada sendiri masih merupakan sebuah kontroversi, ada juga yang berkata bahwa Dada adalah kata yang tak memiliki arti. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Dada berasal dari kata Rumania, oleh beberapa pencetusnya seperti Tristan Tzara dan Marcel Janco yang berarti yes, apabila diekuivalenkan dengan bahasa Inggris berarti yeah-yeah atau yeah right. Ada juga yang menyebutkan bahwa gerakan ini memperoleh nama dari menusukkan secara acak kamus Perancis-Jerman dengan pisau, dan mengambil nama yang posisinya terbalik. Dada dalam bahasa Perancis adalah kata dari anak-anak yang berarti hobby-horse yang dalam bahasa sehari-hari Perancis, c'est mon dada, yang berarti hobiku.
Kolase dan montase sendiri merupakan salah satu senjata yang banyak digunakan pada gerakan Dada tersebut. Argumentasi-argumentasi terus bergulir seputar penciptaan kata montase foto. Bukan lagi sebuah isu adalah kata tersebut tercipta dari salah satu anggota Berlin Dada Group. Pertanyaannya adalah siapa, dan hal ini sangat sulit ditentukan karena pada awal pengerjaannya kolase foto merupakan hasil dari kolaborasi, dan banyak karya sebelumnya yang dipercaya dibuat oleh banyak seniman. Jadi versi resmi dan diplomatisnya diberikan kepada lima orang yang menerangkan kolase foto Dada yaitu oleh Hannah Höch, George Grosz dan John Heartfield, Johannes Baader, Raoul Hausmann.
Kecocokkan gerakan dan gaya teknik ini dikarenakan proses pengerjaannya yang banyak berhubungan dengan ideologi Dada, yaitu dengan merusak atau pengambilan media-media yang terbilang sampah untuk dipersatukan dengan tujuan penghancuran tradisi-tradisi kebudayaan dan estetik seni.
Pada akhirnya seni kolase ini akan mengacu pada sebuah tingkat kesadaran manusia yang telah terseleksi, untuk kemudian mengambil esensi visual dari seluruh hal yang akan, pernah dan mungkin terlihat oleh indera rasa dan penglihatan yang lalu dipresentasikan kembali dalam wajah baru dan unik.



Andiansyah Firdaus

Tags: daus adrian
Prev: Seminar & Workshop Foto Model Andriansyah Firdaus

kolase dan montase

Kuliah di seni, tugasnya selalu berseni. Yah, memang kita dituntut untuk berkreasi dan berinovasi dalam setiap langkah. Pelajaran yang jadi momok mahasiswa senirupa di Univ Negeri Malang adalah nirmana!

Memang masih awam, nirmana 2 dimensi. Tugas-tugasnya juga masih sekedar berhubungan dengan warna, tekstur, komposisi, dan sebagainya. Nah, pada pertemuan 2 minggu yang lalu, dibahas mengenai kolase dan montase.

karya montase saya
Kalau di bangku sekolah dasar, kolase montase itu sekedar ada gambar hitam-putih lalu ditempeli kertas kecil-kecil atau biji-bijian. Tahap lanjutnya, kita disuruh mengkliping gambar-gambar di majalah/koran, lalu menyatukannya. Menyatukan? ya, gambar-gambar yang semula hanya berdiri sendiri-sendiri itu harus disatukan, membentuk kesatuan yang indah dan "manthap" (begitu kata khas dosen kami, bapak Andi Harisman)

Dalam membuat kolase-montase, dibutuhkan prinsip-prinsip sebagai berikut;

- KOMPOSISI YANG JENUH -
Artinya, komposisi kita ahrus penuh, mengisi seluruh kertas. Jangan biarkan ada ruang kosong alias putih disana. Kalau gampangnya, diblok lah. Masih ingat kan guru TK kita selalu mewanti-wanti bahwa gambar yang kita warnai harus di blok blok blok... langit dipenuhi biru, gunung dipenuhi biru kehitaman, dan sebagainya. Jenuh disini bermakna positif; penuh dan berisi sehingga tidak banyak kekosongan.

- MENGETAHUI DAYA TARIK KARYA -
Sebenarnya ini berlaku pada seluruh karya secara umum, tidak hanya kolase-montase saja. Prinsip-prinsip itu antara lain;

> teknik yang unggul
> penggarapan yang serius (craftmanship)
> teknik mengimitasi yang unggul
> menampilkan misteri (tanda tanya) karya seni
> memiliki nilai ganggu (sesuatu yang menggelitik)

Penjelasannya sebagai berikut;
teknik mengimitasi? ya, teknik meniru dengan baik. Jikalau contoh kita melukis pemandangan pasar, kiranya pandai-pandailah menggambarkan petak-petaknya, detail sayurnya, maupun orang yang berlalu-lalang disana. Tidak mungkin lah, gambar terong jadi terlihat seperti timun di lukisan. Nilainya hilang lah. Haha

Karya kolase saya
misteri karya seni? bukan berarti kita harus menggambar kuntilanak atau kuburan dalam setiap lukisan. Munculkan sebuah kreasi seni yang unik, yang membuat orang yang melihatnya merasa terpancing untuk mendekat dan melihat dengan detail. Contohnya dalam sebuah montase teman saya, dia menciptakan siluet manusia sedang bernyanyi dengan menggabung-gabungkan potongan kaki, sepatu, lemari, bambu, dan sebagainya. Ini membuat orang mendekat dan memperhatikan detailnya dengan baik, sambil lalu terkagum-kagum dengan kreasi unik itu.

nilai ganggu? ah, ini dia yang mengasyikkan. langsung saja saya beri contoh. Ada sebuah kolase lagi, pekerjaan dari teman sekelas saya. Dia memotong kepala bayi. Lalu badan bayi itu merupakan potongan kepala dari ibunya! Padahal kolasenya bertajuk "sayang anak" namun hal-hal yang digunakannya terlalu menggelitik, jenaka dan memiliki nilai ganggu yang besar. yah, memang terkadang keunikan yang menyimpang justru akan membekas dalam ingatan kita, bukan? Hahaha....

Sabtu, 16 April 2011

Topic 1-4 Transcultural Factors Influencing Nursing Care

Topic 1-4
Transcultural Factors Influencing Nursing Care

Transcultural nursing refers to the nursing care of all patients, taking into consideration their religious and sociocultural backgrounds. There are many variables to consider in giving nursing care to a person of a race, religion, or culture different from your own. Respect for the patient, however, is something all aspects of transcultural nursing have in common.

After completing this lesson, you should be able to:

* Define and identify factors of transcultural nursing.
* Identify sociocultural beliefs about illness, to include causes, cures, and nursing implications.
* Match religious denominations with appropriate beliefs and nursing implications.

Select a Lesson:

Variables Relating to the Transcultural Aspects of Nursing
Sociological Beliefs About Illness, Its Causes and Cures
Religious Beliefs About Illness and Death

Topic 1-3 Reaction to Stress and Hospitalization

Topic 1-3
Reaction to Stress and Hospitalization

The patient who is entering a hospital is under many emotional pressures. Fear of death, disfigurement, pain, or a prolonged illness, and loss of control of the surrounding environment are just a few of the emotional concerns being faced. People react to stress in many ways. The Practical Nurse must be able to recognize the signs and symptoms of stress and identify the coping mechanisms being utilized by the patient in order to provide effective nursing care.

After completing this lesson, you should be able to:

* Identify factors influencing whether a person seeks or avoids professional help.
* Identify factors causing stress in a hospital.
* Identify the stages of illness.
* Recognize common emotional reactions to illness and hospitalization .

Select a Lesson:

Reasons a Person Seeks or Avoids Professional Help
Stress Factors in the Hospital
Stages of the Illness Experience
Emotional Responses to Illness and Hospitalization

There are as many reactions to illness as there are patients. Your kindness and understanding will help your patient to go through the hospitalization experience with a minimum of stress and anxiety.

Topic 1-2 Communication Skills

Topic 1-2
Communication Skills

If you were to try to explain the process of human interaction, you might define it as a huge and very complex communication system. Nevertheless, it is essential that you develop and maintain an understanding of the methods and skills of communication in order to meet the needs of the patient. The quality of care you can provide is, in many ways, dependent on the quality of communication that exists between you and your patient. Through your direct contact, the patient must perceive your intentions of support and your positive expectations. You must accurately assess the patient's physical and emotional symptoms. Communication has only taken place if the message being sent was accurately received.

After completing this lesson, you should be able to:

* Identify purposes of human communication.
* Identify components of the human communication system.
* Identify methods of verbal and nonverbal communication.
* Recognize appropriate techniques of communication with patients.
* Recognize appropriate techniques of interviewing patients.
* Define and identify critical elements of therapeutic communication.
* Identify nursing interventions needed to communicate with the patient who is blind, deaf, or speaks a foreign language.

Select a Lesson:

Purposes and Components of Human Communication
Communicating with Patients and Families
Theraputic Communication
Patients with Special Communication Needs

When communicating with patients, each Practical Nurse has to find the ways that are the most effective for the people and circumstances concerned. If the Practical Nurse tries to express care and concern for the patient and can communicate well verbally and nonverbally, the nurse-patient relationship will thrive.

Topik 1-1 Basic Human Needs and Principles of Health

Topic 1-1
Basic Human Needs and Principles of Health

Health is one of our most precious possessions. The preservation of health is met through the satisfaction of our basic human needs. Understanding the basic needs of people, therefore, is essential for the practical nurse in planning for and meeting the needs of the patient.

After completing this lesson, you should be able to:

* Identify basic concepts of health.
* Identify basic human needs.
* Identify examples of Maslow's Hierarchy of Needs.

Select a Lesson:

Basic Principles of Health
Basic Human Needs

Remember that human needs are not constant; they are fluid and changing with first one, then another, taking priority. What may start as a basic need for food can take on social and personal significance. Your care plan as well as your patience are aimed toward the satisfaction of the patient's needs. He has common needs because he is a person; he has individual needs because he is unique; he has special needs because he is sick. The Practical Nurse supplies the help that is required to meet the patient's needs during the stressful periods of hospitalization and recuperation.



Return to Table of Contents

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF (NEUROLOGI KLINIK)

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF
Struktur dan FungsiSistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi perubahan berlangsung melalui kegiatan saraf yang dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.

Stimulasi dapat Menghasilkan Suatu Aktifitas

Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut reseptor, dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar sebasea.
Fungsi Saraf

1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori . Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway.

2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.

3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik Pathway.

Sel Saraf (Neuron)
Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarkan impuls listrik. Neuron merupakan unit dasar dan fungsional sistem saraf yang mempunyai sifat exitability artinya siap memberi respon saat terstimulasi. Satu sel saraf mempunyai badan sel disebut soma yang mempunyai satu atau lebih tonjolan disebut dendrit. Tonjolan-tonjolan ini keluar dari sitoplasma sel saraf. Satu dari dua ekspansi yang sangat panjang disebut akson. Serat saraf adalah akson dari satu neuron. Dendrit dan badan sel saraf berfungsi sebagai pencetus impuls sedangkan akson berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf membentuk mata rantai yang panjang dari perifer ke pusat dan sebaliknya, dengan demikian impuls dihantarkan secara berantai dari satu neuron ke neuron lainnya. Tempat dimana terjadi kontak antara satu neuron ke neuron lainnya disebut sinaps. Pengahantaran impuls dari satu neuron ke neuron lainnya berlangsung dengan perantaran zat kimia yang disebut neurotransmitter

Jaringan Penunjang

Jaringan penunjang saraf terdiri atas neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, merupakan 40% dari volume otak dan medulla spinalis. Jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar 10 berbanding satu. Ada empat jenis sel neuroglia yaitu: mikroglia, epindima, astrogalia, dan oligodendroglia

Mikroglia

Mempunyai sifat fagositosis, bila jaringan saraf rusak maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna atau menghancurkan sisa-sisa jaringan yang rusak. Jenis ini ditemukan diseluruh susunan saraf pusat dan di anggap berperan penting dalam proses melawan infeksi. Sel-sel ini mempunyai sifat yang mirip dengan sel histiosit yang ditemukan dalam jaringan penyambung perifer dan dianggap sebagai sel-sel yang termasuk dalam sistem retikulo endotelial sel.

Epindima

Berperan dalam produksi cairan cerebrospinal. Merupakan neuroglia yang membatasi sistem ventrikel susunan saraf pusat. Sel ini merupakan epitel dari pleksus choroideus ventrikel otak.

Astroglia

Berfungsi sebagai penyedia nutrisi esensial yang diperlukan oleh neuron dan membantu neuron mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi dan transmisi sinaptik. Astroglia mempunyai bentuk seperti bintang dengan banyak tonjolan. Astrosit berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki I perivaskuler dan menghubungkannya dalam sistem transpot cepat metabolik. Kalau ada neuron-neuron yang mati akibat cidera, maka astrosit akan berproliferasi dan mengisi ruang yang sebelumnya dihuni oleh badan sel saraf dan tonjolan-tonjolannya. Kalau jaringan SSP mengalami kerusakan yang berat maka akan terbentuk suatu rongga yang dibatasi oleh astrosit

Oligodendroglia

Merupakan sel yang bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam SSP. Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa neuron, membran plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga terbentuk lapisan myelin. Myelin merupakan suatu komplek putih lipoprotein yang merupakan insulasi sepanjang tonjolan saraf. Myelin menghalangi aliran ion kalium dan natrium melintasi membran neuronal .

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus oleh selaput meningen yang berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri atas tiga lapisan yaitu durameter, arachnoid dan piamater.

Rongga Epidural

Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi pembuluh darah dan jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan. Bila cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan perdarahan yang hebat oleh karena pada lokasi ini banyak pembuluh darah sehingga mengakibatkan perdarahan epidural

Rongga Subdural

Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan serosa.

Rongga Sub Arachnoid

Terdapat diantara arachnoid dan piameter. Berisi cairan cerebrospinalis yang salah satu fungsinya adalah menyerap guncangan atau shock absorber. Cedera yang berat disertai perdarahan dan memasuki ruang sub arachnoid yang akan menambah volume CSF sehingga dapat menyebabkan kematian sebagai akibat peningkatan tekanan intra kranial (TIK).

Otak

Otak, terdiri dari otak besar yang disebut cerebrum, otak kecil disebut cerebellum dan batang otak disebut brainstem. Beberapa karateristik khas Otak orang dewasa yaitu mempunyai berat lebih kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah sebenyak 20% dari cardiac out put serta membutuhkan kalori sebesar 400 Kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang paling banyak menggunakan energi yang didukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen dan glukosa otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang merupakan proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti. Bila kadar oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami kerusakan. Secara struktural, cerebrum terbagi menjadi bagian korteks yang disebut korteks cerebri dan sub korteks yang disebut struktur subkortikal. Korteks cerebri terdiri atas korteks sensorik yang berfungsi untuk mengenal ,interpretasi impuls sensosrik yang diterima sehingga individu merasakan, menyadari adanya suatu sensasi rasa/indra tertentu. Korteks sensorik juga menyimpan sangat banyak data memori sebagai hasil rangsang sensorik selama manusia hidup. Korteks motorik berfungsi untuk memberi jawaban atas rangsangan yang diterimanya.

Struktur sub kortikal

a. Basal ganglia; melaksanakan fungsi motorik dengan merinci dan mengkoordinasi gerakan dasar, gerakan halus atau gerakan trampil dan sikap tubuh.

b. Talamus; merupakan pusat rangsang nyeri

c. Hipotalamus; pusat tertinggi integrasi dan koordinasi sistem saraf otonom dan terlibat dalam pengolahan perilaku insting seperti makan, minum, seks dan motivasi

d. Hipofise

Bersama dengan hipothalamus mengatur kegiatan sebagian besar kelenjar endokrin

dalam sintesa dan pelepasan hormon.

Cerebrum

Terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan keduanya dipisahkan oleh fisura longitudinalis. Hemisperium cerebri terbagi menjadi hemisper kanan dan kiri. Hemisper kanan dan kiri ini dihubungkan oleh bangunan yang disebut corpus callosum. Hemisper cerebri dibagi menjadi lobus-lobus yang diberi nama sesuai dengan tulang diatasnya, yaitu:

1. Lobus frontalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang frontalis

2. Lobus parietalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang parietalis

3. Lobus occipitalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang occipitalis

4. Lobus temporalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang temporalis

Cerebelum (Otak Kecil)

Terletak di bagian belakang kranium menempati fosa cerebri posterior di bawah lapisan durameter Tentorium Cerebelli. Di bagian depannya terdapat batang otak. Berat cerebellum sekitar 150 gr atau 8-8% dari berat batang otak seluruhnya. Cerebellum dapat dibagi menjadi hemisper cerebelli kanan dan kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi cerebellum pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.

Batang Otak atau Brainstern

Terdiri atas diencephalon, mid brain, pons dan medula oblongata. Merupakan tempat berbagai macam pusat vital seperti pusat pernafasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung dan pusat muntah, bersin dan batuk.

Komponen Saraf Kranial

a. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII

b. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII

c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N IX, N X

d. Komponen motorik viseral

Eferen viseral merupakan otonom mencakup N III, N VII, N IX, N X. Komponen eferen viseral yang 'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini, dalam sistem saraf otonom tergolong pada divisi parasimpatis kranial.

1. N. Olfactorius

Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.

2. N. Optikus

Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.

3. N. Oculomotorius

Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata

4. N. Trochlearis

Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus oblique yang berfungsi memutar bola mata

5. N. Trigeminus

Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris dan saraf mandibularis yang merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan meningen.

6. N. Abducens

Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada Strabismus konvergen.

7. N. Facialias

Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.

8. N. Statoacusticus

Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan

9. N. Glossopharyngeus

Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.

10 N. Vagus

Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yang menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c) komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.

11. N. Accesorius

Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus.

12. Hypoglosus

Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.

Medula Spinalis

Medula spinalis merupakan perpanjangan medula oblongata ke arah kaudal di dalam kanalis vertebralis mulai setinggi cornu vertebralis cervicalis I memanjang hingga setinggi cornu vertebralis lumbalis I - II. Terdiri dari 31 segmen yang setiap segmennya terdiri dari satu pasang saraf spinal. Dari medula spinalis bagian cervical keluar 8 pasang , dari bagian thorakal 12 pasang, dari bagian lumbal 5 pasang dan dari bagian sakral 5 pasang serta dari coxigeus keluar 1 pasang saraf spinalis. Seperti halnya otak, medula spinalispun terbungkus oleh selaput meninges yang berfungsi melindungi saraf spinal dari benturan atau cedera.

Gambaran penampang medula spinalis memperlihatkan bagian-bagian substansia grissea dan substansia alba. Substansia grisea ini mengelilingi canalis centralis sehingga membentuk columna dorsalis, columna lateralis dan columna ventralis. Massa grisea dikelilingi oleh substansia alba atau badan putih yang mengandung serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh myelin. Substansi alba berisi berkas-berkas saraf yang membawa impuls sensorik dari SST menuju SSP dan impuls motorik dari SSP menuju SST. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat di medula spinalis.Disepanjang medulla spinalis terdapat jaras saraf yang berjalan dari medula spinalis menuju otak yang disebut sebagai jaras acenden dan dari otak menuju medula spinalis yang disebut sebagai jaras desenden. Subsatansia alba berisi berkas-berkas saraf yang berfungsi membawa impuls sensorik dari sistem tepi saraf tepi ke otak dan impuls motorik dari otak ke saraf tepi. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat dimeudla spinalis.

Refleks-refleks yang berpusat di sistem saraf puast yang bukan medula spinalis, pusat koordinasinya tidak di substansia grisea medula spinalis. Pada umumnya penghantaran impuls sensorik di substansia alba medula spinalis berjalan menyilang garis tenga. ImPuls sensorik dari tubuh sisi kiri akan dihantarkan ke otak sisi kanan dan sebaliknya. Demikian juga dengan impuls motorik. Seluruh impuls motorik dari otak yang dihantarkan ke saraf tepi melalui medula spinalis akan menyilang.

Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-sarafnya ada di dalam sistem saraf pusat. Lower motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem saraf pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di otot rangka. Gangguan fungsi UMN maupun LMN menyebabkan kelumpuhan otot rangka, tetapi sifat kelumpuhan UMN berbeda dengan sifat kelumpuhan UMN. Kerusakan LMN menimbulkan kelumpuhan otot yang 'lemas', ketegangan otot (tonus) rendah dan sukar untuk merangsang refleks otot rangka (hiporefleksia). Pada kerusakan UMN, otot lumpuh (paralisa/paresa) dan kaku (rigid), ketegangan otot tinggi (hipertonus) dan mudah ditimbulkan refleks otot rangka (hiperrefleksia). Berkas UMN bagian medial, dibatang otak akan saling menyilang. Sedangkan UMN bagian Internal tetap berjalan pada sisi yang sama sampai berkas lateral ini tiba di medula spinalis. Di segmen medula spinalis tempat berkas bersinap dengan neuron LMN. Berkas tersebut akan menyilang. Dengan demikian seluruh impuls motorik otot rangka akan menyilang, sehingga kerusakan UMN diatas batang otak akan menimbulkan kelumpuhan pada otot-otot sisi yang berlawanan.

Salah satu fungsi medula spinalis sebagai sistem saraf pusat adalah sebagai pusat refleks. Fungsi tersebut diselenggarakan oleh substansia grisea medula spinalis. Refleks adalah jawaban individu terhadap rangsang, melindungi tubuh terhadap pelbagai perubahan yang terjadi baik dilingkungan internal maupun di lingkungan eksternal. Kegiatan refleks terjadi melalui suatu jalur tertentu yang disebut lengkung refleks

Fungsi medula spinalis

1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis.

2. Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai

3. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum

4. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.

Lengkung refleks

o Reseptor: penerima rangsang

o Aferen: sel saraf yang mengantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (ke pusat refleks)

o Pusat refleks : area di sistem saraf pusat (di medula spinalis: substansia grisea), tempat terjadinya sinap ((hubungan antara neuron dengan neuron dimana terjadi pemindahan /penerusan impuls)

o Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel efektor. Bila sel efektornya berupa otot, maka eferen disebut juga neuron motorik (sel saraf /penggerak)

o Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban refleks. Dapat berupa sel otot (otot jantung, otot polos atau otot rangka), sel kelenjar.

Sistem Saraf Tepi

Kumpulan neuron diluar jaringan otak dan medula spinalis membentuk sistem saraf tepi (SST). Secara anatomik digolongkan ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf spinal. Secara fungsional, SST digolongkan ke dalam: a) saraf sensorik (aferen) somatik : membawa informasi dari kulit, otot rangka dan sendi, ke sistem saraf pusat, b) saraf motorik (eferen) somatik : membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot rangka, c) saraf sesnsorik (eferen) viseral : membawa informasi dari dinding visera ke sistem saraf pusat, d) saraf mototrik (eferen) viseral : membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung dan kelenjar. Saraf eferen viseral disebut juga sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf otak (s.kranial) dan saraf spinal.

Saraf Otak (s.kranial)

Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula spinalis dan membawa impuls motorik dari medula spinalis ke perifer, maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan jaras-jaras tersebut dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran artinya memiliki saraf sensorik dan saraf motorik

Saraf Spinal

Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna vertabalis melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung serat-serat eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula spinalis, serat-serat eferen memisahkan diri dari serat –serat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis membentuk akar belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula spinalis membentuk akar depan (radix ventralis). Setiap segmen medula spinalis memiliki sepasang saraf spinal, kanan dan kiri. Sehingga dengan demikian terdapat 8 pasang saraf spinal servikal, 12 pasang saraf spinal torakal, 5 pasang saraf spinal lumbal, 5 pasang saraf spinal sakral dan satu pasang saraf spinal koksigeal. Untuk kelangsungan fungsi integrasi, terdapat neuron-neuron penghubung disebut interneuron yang tersusun sangat bervariasi mulai dari yang sederhana satu interneuron sampai yang sangat kompleks banyak interneuron. Dalam menyelenggarakan fungsinya, tiap saraf spinal melayani suatu segmen tertentu pada kulit, yang disebut dermatom. Hal ini hanya untuk fungsi sensorik. Dengan demikian gangguan sensorik pada dermatom tertentu dapat memberikan gambaran letak kerusakan.

Sistem Saraf Somatik

Dibedakan 2 berkas saraf yaitu saraf eferen somatik dan eferen viseral. Saraf eferen somatik : membawa impuls motorik ke otot rangka yang menimbulkan gerakan volunter yaitu gerakan yang dipengaruhi kehendak. Saraf eferen viseral : membawa impuls mototrik ke otot polos, otot jantung dan kelenjar yang menimbulkan gerakan/kegiatan involunter (tidak dipengaruhi kehendak). Saraf-saraf eferen viseral dengan ganglion tempat sinapnya dikenal dengan sistem saraf otonom yang keluar dari segmen medula spinalis torakal 1 – Lumbal 2 disebut sebagai divisi torako lumbal (simpatis). Serat eferen viseral terdiri dari eferen preganglion dan eferen postganglion. Ganglion sistem saraf simpatis membentuk mata rantai dekat kolumna vertebralis yaitu sepanjang sisiventrolateral kolumna vertabralis, dengan serat preganglion yang pendek dan serat post ganglion yang panjang. Ada tiga ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis yaitu ganglion kolateral yang terdiri dari ganglion seliaka, ganglion mesenterikus superior dan ganglion mesenterikus inferior. Ganglion parasimpatis terletak relatif dekat kepada alat yang disarafinya bahkan ada yang terletak didalam organ yang dipersarafi.

Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta semua serat postganglion parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara. Neuron yang menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan neuron yang menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan demikian dinamakan juga sistem saraf kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian besar merupakan sistem saraf adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan nor-adrenalin dan sebagian kecil berupa sistem saraf kolinergik dimana postganglionnya menghasilkan asetilkolin. Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke alat-alat visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis pada satu alat. Umumnya tiap alat visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang tampak, dan sebaliknya. Dapat dikatakan pengaruh simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan pengaruh parasimpatisnya. Misalnya peningkatan simpatis terhadap jantung mengakibatkan kerja jantung meningkat, sedangkan pengaruh parasimpatis menyebabkan kerja jantung menurun. Terhadap sistem pencernaan, simpatis mengurangi kegiatan, sedangkan parasimpatis meningkatkan kegiatan pencernaan. Atau dapat pula dikatakan, secara umum pengaruh parasimpatis adalah anabolik, sedangkan pengaruh simpatis adalah katabolik.

Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat

Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan medula spinalis. Dalam keadaan fisiologik jumlah darah yang dikirim ke otak sebagai blood flow cerebral adalah 20% cardiac out put atau 1100-1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya 2% dari berat badan orang dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen, otak mendapat sirkulasi yang didukung oleh pembuluh darah besar.

Suplai Darah Otak

1. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri

– Arteri communicans posterior

Arteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri cerebri posterior

– Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus di dalam ventriculus lateralis

– Arteri cerebri anterrior

Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri dan kanan. Ia kemudian akan menuju facies medialis lobus frontalis cortex cerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah: a) facies medialis lobus frontalis cortex cerebro, b) facies medialis lobus parietalis, c) facies convexa lobus frontalis cortex cerebri, d) facies convexa lobus parietalis cortex cerebri, e) Arteri cerebri media

– Arteri cerebri media

2. Arteri Vertebralis kanan dan kiri

Arteri Cerebri Media

Berjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang untuk selanjutnya menuju daerah insula reili. Daerah yang disuplai darah oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis coretx cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies convexa lobus parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus temporalis media dan facies lobus temporalis cortex cerebri pada ujung frontal.

Arteri Vertebralis kanan dan kiri

Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke kranial melalui foramen transversus vertebrae ke enam sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam foramen transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari medula oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii. Arteri vertabralis kanan dan kiri akan bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri cerbri posterior ini adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus temporalis media, facies convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri dan lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi utnuk menjaga agar aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri carotis interna dengan sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan oleh circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada bagian dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis lain yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri cerebri media dengan arteri cerebri posterior.

Suplai Darah Medula Spinalis

Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu: 1) arteri Spinalis anterior yang merupakan percabangan arteri vertebralis, 2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan percabangan arteri vertebralis.

Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyaman plexus yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan bersama-sama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada permukaan otak dan dasar otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum subarachnoid darah vena dialirkan kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter diantara lapisan periostum dan selaput otak.

Cairan Cerebrospinalis (CSF)

Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan otak merupakan bagian yang penting di dalam SSP yang salah satu fungsinya mempertahankan tekanan konstan dalam kranium. Cairan ini terbentuk di Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi disepanjang rongga sub arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang dewasa volumenya berkisar 125 cc, relatif konstan dalam produksi dan absorbsi. Absorbsi terjadi disepanjang sub arachnoid oleh vili arachnoid. Ada empat buah rongga yang saling berhubungan yang disebut ventrikulus cerebri tempat pembentukan cairan ini yaitu: 1) ventrikulus lateralis , mengikuti hemisfer cerebri, 2) ventrikulus lateralis II, 3) ventrikulus tertius III dtengah-tengah otak, dan 4) ventrikulus quadratus IV, antara pons varolli dan medula oblongata.

Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen monro. Ventrikulus tertius dengan ventrikulus quadratus melalui foramen aquaductus sylvii yang terdapat di dalam mesensephalon. Pada atap ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri terdapat lubang yang disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang yang disebut foramen magendi. Sirkulasi cairan otak sangat penting dipahami karena bebagai kondisi patologis dapat terjadi akibat perubahan produksi dan sirkulasi cairan otak. Cairan otak yang dihasilkan oleh flexus ventrikulus lateralis kemudian masuk kedalam ventrikulus lateralis, dari ventrikulus lateralis kanan dan kiri cairan otak mengalir melalui foramen monroi ke dalam ventrikulus III dan melalui aquaductus sylvii masuk ke ventrikulus IV. Seterusnya melalui foramen luscka dan foramen megendie masuk kedalam spastium sub arachnoidea kemudian masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masuk kedalam aliran darah.

Fungsi Cairan Otak

1. Sebagai bantalan otak agar terhindar dari benturan atau trauma pada kepala

2. Mempertahankan tekanan cairan normal otak yaitu 10 – 20 mmHg

3. Memperlancar metabolisme dan sirkulasi darah diotak.

Komposisi Cairan Otak

1. Warna : Jernih , disebut Xanthocrom

2. Osmolaritas pada suhu 30 C : 281 mOSM

3. Keseimbangan asam basa

a. PH : 7,31

b. PCO2 : 47,9 mmHg

c. HCO3 : 22,9 mEq/lt

d. Ca : 2,32mEq/lt

e. Cl : 113 –127 mEq/lt

f. Creatinin : 0,4 –1,5 mg%

g. Glukosa : 54 – 80 mg%

h. SGOT : 0 - 19 unit

i. LDH : 8 – 50 unit

j. Posfat : 1,2 – 2,1 mg%

k. Protein : 20 –40 mg% pada cairan Lumbal

15 25 mg% pada cairan Cisterna

5 – 25 mg% pada cairan Ventrikuler

l. Elektroporesis Protein LCS:

– Prealbumin : 4,6 %

– Albumin : 49,5%

– Alpha 1 Globulin : 6,7%

– Alpha 2 Globulin : 8,7%

– Beta dan Lamda Globulin : 18,5%

– Gamma Globulin : 8,2%

• Kalium : 2,33 – 4,59 mEq/lt

• Natrium : 117 – 137 mEq/lt

• Urea : 8 –28 mg%

• Asam urat : 0,07 –2,8 mg%

• Sel : 1 - 5 limposit/mm3


Refrensi :

1. Neuroanatomi Klinik, Snell, EGC, 2007

2. Diagnosis topik Neurologi, Peter duus, EGC, 2007

3. http://ninarusmayanti.blogspot.com/2010/03/anatomi-dan-fisiologi-sistem-saraf.html